Ikhlas...




Sudah tidak lagi tercipta kata di dunia
Untuk menyakinkan dua malaikat di dua sisi tubuh
Dua malaikat Si Pencatat Baik dan si Pencatat Buruk
Utusan sang Illahi

  Ku coba yakinkan...

Bahwa menatap dua matanya
Bahwa mencium aroma helai rambutnya
Bahwa menghayalnya di dunia fana
Bahwa ada rasa untuk mengikatnya

  Adalah dosa TERMANIS yang pernah ku perbuat

Sudah habis kata di pikiran
Untuk menyakinkan si Penjaga Dunia
Si Penjaga Dunia sang Pengadil Alam
Utusan sang Illahi

 Ku coba yakinkan...

Aku ingin dia milikku seorang
Aku ingin mengikatnya di dalam dunia ku
AKU INGIN..
AKU INGIN..

 Aku ingin melakukan KEJAHATAN TERINDAH itu...
 Tapi itu ku urung kan

Biar dia bebas di dunia ini...
Biar dia nyaman..

Walaupun dia tak BERSAMA ku...

Mawar Tak Berkumbang



Kulangkahkan kaki menempuh jalan penuh bebatuan,
Menuju taman,
Tempat bunga dijaga kumbang bernaung
Nuansa asmara oleh warna-warni kupu siang
Indah malam bergelora, dicahayai si kunang malam
diiringi serangga bersenandung
                                  
                                                                      ------

Sedari tadi kupandangi seuntai bunga
Mawar merah tak berkumbang
Berkelopak anggun dihiasi embun
Indah menari disemilir angin

Ku ulangi tiap pagi menatap dia
Ku curi waktu menikmati karunia-NYA itu
Tak ingin ada kumbang yang mendekat
aku yang jaga, atau ku koyak kumbang itu

Sampai aku menjadi kumbang sendiri...

                                                            
                                                                    29 April 2011

SEMPURNA

Hanya sebuah ungkapan gundah di kala luang...



Sempurna...

Rangkaian huruf itulah yang tersusun indah
di pikiran...

Kulihat Mu
Ku dengar Mu

Meski ILLAHI marah dengan pikiran Ku

Namun,
Apa daya seorang keong
Hanya diam dalam cangkang kelemahan


Tak sanggup menanggapi rasa

           Entah sampai kapan...???

27 April 2011, Gedung Tua Pustaka Berlapis Bebatuan....

Mendulang laba di "pesolek"-nya kaum Adam

Perempuan bersolek dan berdandan dengan seabrek peralatan kosmetik memang sudah menjadi hal yang lumrah. Lalu, bagaimana dengan para kaum adam yang mulai rajin bersolek sebagaimana kaum hawa ?

Dulu, itu memang menjadi pemandangan yang agak aneh dan tak jarang menimbulkan kesan negatif untuk pria tersebut di mata masyarakat. Tapi sekali lagi, itu fenomena untuk zaman dulu. Seiring dengan kemajuan teknologi dan pendidikan, pergeseran persepsi dan pembelajaran konsumen terjadi pada masyarakat adam ini.

“Laki-laki juga butuh perawatan kulit dan wajah,” ungkap Sofyan, staf penjualan mobil ternama, yang penulis kutip dari Majalah SWA edisi pertengahan April. Selain untuk kesehatan, penampilan yang bersih dan cerah juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam pekerjaannya.

Karena semakin banyaknya pria yang mulai memperhatikan perawatan dirinya, inilah yang membuat beberapa perusahaan kosmetik ternama, seperti PT L’Oreal Indonesia, PT Martina Berto (MT Group), PT Unilever Indonesia, dll, mulai melakukan diversifikasi terhadap produk mereka. Bisa dilihat produk-produk mereka sudah banyak beredar di pasar. Contohnya saja, L’Oreal Men Expert dari L’Oreal dan Vaseline Men dari Unilever yang memiliki positioning sebagai produk ahli perawatan untuk pria.




Lalu, bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut berhasil menangkap peluang pasar yang fenomenal tersebut?

L’Oreal memiliki cara tersendiri dalam menangkap peluang tersebut dan menghasilkan peningkatan penjualan di atas 50% selama tiga tahun terakhir. Perusahaan berpusat di Perancis ini menjaring “pria pesolek” melalui kaum wanita yang ada di lingkungan si pria tersebut, melalui kakak/adik, ibu, pacar, atau istri mereka.

L’Oreal memasukkan beberapa sample ke dalam produk perawatan wanita yang dibeli oleh istri, pacar atau ibu mereka. Salah satu cara lainnya adalah dengan melakukan komunikasi di sejumlah media baca wanita. Ini merupakan cara yang efektif, karena para pria lebih mendengarkan bahasa yang diucapkan oleh sosok wanita yang ada di dekatnya.

Menurut pengamat pemasaran, Yuswohady, tren pria bersolek ini sudak ada sejak dulu, dengan sebutan kaum metroseksual. Dan tren tersebut meningkat di akhir-akhir ini dikarenakan meningkatnya promosi di media iklan yang sudah canggih pula. Seiring dengan pendapat Yuswo, Manajer Pemasaran L’Oreal, Monika Ardianti, mengatakan bahwa kebutuhan pria terhadap produk perawatan ini sudah timbul sejak lama, namun belum ada perusahaan kosmetik yang menanggapinya.


Yuswo juga memperkirakan prospek untuk peluang pasar ini masih akan mengalami pertumbuhan, karena kaum pria juga tidak mengalami kesulitan dalam membelinya. Oleh karena itu, para pemain di kategori ini harus bisa melakukan penetrasi pasar lebih dalam lagi dan menyentuh semua segmen pasar.


*referensi pengambilan data : Majalah SWAsembada edisi pertengahan April.

Indah Berkerudung

Indah kau berkerudung coklat,
Menyembunyikan istimewamu dari haram mu...

  Sungguh itu yang kuingin,
  tak ada nafsu yang kau tebar
  tak ada syahwat yang kau sumbar..



Aku yakin itu memang niatmu
Istimewamu hanya kau bagi untukku
Sebagaimana Hawa hanya teruntuk Adam

  Indah kau memakai kerudung coklat,
  Sembunyikan surga dari neraka...

      Indah kau pakai kerudung itu
      sebab tak kuasa aku
      Melihat istimewamu dinikmati Haram lain....

Dihantam Dialog

Ku coba berdialog dengan hati,
Akan kesalahan yang dibuat, dilakukannya

  Sudah ku larang untuk bermain dengan rasa
  Berniat mengecap pun jangan

Tapi hati seolah menantang, menerjang


Ambil rasa itu, bermainlah dengan manisnya

  Kembali ku berdialog, beradu argumen
  Namun katanya tak bisa ku sanggah :



"Kau bangun, Kau kecap rasa itu,
Tak perduli pahit, hambar , manis
Namun bermainlah Dengan tulus
Kapan lagi??
  Apa kau sanggup mampus dihajar sepi??
  Ini saatnya, Bung! " 

Hawa Di Langitku

Langit malam memang indah
Diiris sinar rembulan,
Berbintik bintang saling menerangi
Seakan mata malaikat mengawasi




Kutatapkan mataku padanya,
Pada bintang yang bertubrukan
Namun tubrukan itu membentuk sesuatu,
Sesuatu pola wajah seorang Hamba-MU, Hawa-ku

Indah mata di parasnya yang teduh
Bibir yang manis bak buah yang ranum
Tapi bukan itu yang membuatnya istimewa
Bukan...


Tapi, wajah dan mahkotanya
Dibalut sehelai kerudung menutup batas
Dengan senyum ikhlas tidak menggoda
Tidak mengajak syahwat dalam bertindak

Sungguh itu yang membuat langit itu istimewa,
Andai sang hawa hidupku melihat langit malam ini...